Kamis, 25 Desember 2014

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Komputer sebagai sistem informasi
Sitem titik pemesanan kembali
Di dalam sistem titik pemesana kembali terdapat suatu pendakatan sederhana yaitu pendekatan reaktik dimana menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan akan memmicu pesanan pembelian atau prose poduksi kembali. Titik pemesana kembali ( reoder point – ROP) adalah sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesan kembali disebut sistem titik pesanan kembali. Kehabisan barang atau stock out berarti tidak ada pesediaan barang untuk mengantisipasi hal tersebut suatu persuhaan melakukan suatu penentuaan titik pemesan yang akan di berikan jangka waktu untuk mengisi persediaan hal ini disebut lead time. sebagai ukuran berjaga-jaga dilakukan sejumlah persediaan (safety stock). Untuk menghitung ROP menggunakan rumus :
R= LU + S
Dimana : R = titik pemesanan kembali
L = leadtime pemasok (hari)
U = tingkat pemakaian (hari)
S = tingkat safety stock (unit)
Sistem ini berkerja baik selama akhir 1950-an dan awal 1960-an.
Material requirement Planning
Pada awal 1960-an, Joseph Orlicky  dari J.I case company membuat suatu metode pendekatan yaitu Material requirement Planning (MRP). MRP adalah suatu strategi material proaktik, MRP melihat ke masa depan dengan mengindentifikasi material yang  akan di perlukan .
Komponen utama dari MRP adalah :
1. Sistem penjadwalan produksi
menggunakan empat file data yaitu file ramalan penjualan, file persediaan barang, file kapasitas produksi, file pemesanan pelanggan . untuk mengakomodasi lead time pemasok dan waktu produksi terlama. Hingga satu tahun kedepan.
2. Sistem Material requirement Planning
Terdiri dari file bill of material menggambarkan kuantitas barang berupa kebutuhan bruto yaitu kebutuhan kotor yang meliputi seluruh produksi sehingga menghasilkan kebutuhan netto yang merupakan produksi bersih yang harus dipenuhi.
3. Sistem Material requirement Planning
Behubungan dengan sistem capacity material requirement planning untuk memastikan bahwa produksi terjadwal itu sesuai dengan kapasitas pabrik. material requirement planning menghasilkan beberapa output . output utama adalah jadwal pesanan terencana dan output lainnya adalah perubahan pemesanan terencana. menghasilkan laporan perkecualian, laporan kinerja dan laporan perencanaan .
4. Sistem pelepasan pemesanan input dan memcetak laporan pelepasan pesanan yang terdiri dari dua laporan yaitu laporan untuk department pembelian dan  laporan lantai kerja untuk proses produksi.
MRP memungkinkan perushaan mengolah material secra lebih baik dabn dapat menghindari kehabisan persediaan.
Manufacturing resource palnning (MRP II)
Oliver Wight dan geirge plossl, konsultan mengembangkan di luar area manufaktur sehingga dapat meliputi seluruh peruhasaan. Yang menyebabkan terintergrasinya seluruh proses manufaktur. Serta terhubung deng subsistem informasi  akutansi  yaitu pemasukan pemesanan, piutang dagang, pembelian, penerimaan, hutang dagang, dan buku besar.
Manfaat MRP II
1. Penggunaan sumber daya  yang lebih efisien
2. Perencanaan prioritas yang lebih baik
3. Pelayanan pelanggan yang meningkat
4. Semangat kerja pegawai meningkat
5. Informasi manajement yang lebih  baik
Pendekatan JUST –IN-TIME
Penekatan JIT menjaga arus material produksi dalam jumlah besar untuk menghindari kurangnya stock barang. JIT berlawanan dengan filosofi produksi masal tradisional yang di dasarkan pada ukuran lot besar. Ukuran lot adalah jumlah jenis barang yang diproduksi sekaligus.  Hal ini bertujuan meminimumkan biaya produksi. Dan setup untuk mendapatkan rabat dari pemasok . tetapi kekurangan yang di miliki dari pendekatan ini adalah biaya investasi dan asuransi keaaman yang tinggi.
Ukuran lot ideal adalah dalam sistem JIT adalah satu Unit tunggal dari suatu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya dan waktu merupakan kunci dalam sistem JIT.
Berlawanan dengan MRP yang menekankan perencanaan jangka panjang dan memerlukan computer, JIT menekankan waktu dan penggunaan sinyal non-komputer. Kekurangannya adalah sulit mengatur jumlah produksi yang bervariasi di sebabkan oleh permintaan tetapi hal ini juga menyulikan pada sitem MRP.

Model sistem informasi manufaktur
Subsistem input terdiri dari:
Subsistem industrial engineering merupakan su sistem peneltian pemasaran. Data yang di kumpulkan dari dari dalam perusahaan bukannya dari lingkungan
Subsistem intelejen manufaktur mengumpulkan data dari lingkungan yaitu menghubungkan serikat pekerja melalui perkataan dan salinan kertas bukan dengan computer.
Subsistem output terdiri dari:
Subsistem produksi  adalah proses transformasi dari pemesanan bahan baku hingga pelepasan barang jadi ke pasar.
Subsistem persediaan catatan konseptual dari material mentah menjadi barang dalam proses dan akhirnya barang jadi.
Subsistem kualitas memastikan tingkat kualitas bahan baku yang di terima dari pemasok memenuhi standar persyaratan.
Subsistem biaya dapat membuat manajenen mengetahui perkembangan terakhir mengenai  biaya proses transformasi.


Sistem Informasi akutansi
Memasukan data yang telah dibaca mesin dan keyboard untuk menghasilkan proses suatu informasi biasanya input melalui bar codes
Subsistem industrial engineering
industrial engineering (IE) mengkhususkan diri dalam rancangan operasi sistem fisik tetapi juga memahami sistem konseptual. IE mengembangkan sistem pengumpulan data dan iap subsistem output. IE dapat menetapkan suatau standar dan mempelajari proses produksi. Standar itu di simpan dalam database dan dibandingkan dengan SIA penyimpanan yang cukup besar dilaporkan ke manajemen.
Subsistem intelijen manufaktur
Informasi pekerja
Memperhatikan serikat pekerja dalam kontrak uyang meliputi hak dan kewajinan yang ada pada kontrak
Sistem formal
Mempekerjakan seorang pegawai berdasarkan lamaran mencatat semua han yang disepakati di kontar termasuk gaji
Sistem informal
Sistem kontrak harian anatara manajemen dan serikat pekerja untuk menyelesaikan maslah perburuhan.
Infomasi pemasok
Memiliki tujuan untuk mencaari material tertentu untuk mendapatkan hasil produksi tertentu.
Pemilihan pemasok
Mempunyai kuesioner untuk mengetahui material
Menganalisis setiap pemasok
Mendatangi secara langsung pabrik pemasok
Wiraniaga berkunjung melihat produksi dari pemasok
Setelah pemasok terpilih maka data akan di masukan kedalam database pemasok. Data  input pemasok terdiri dari input pemasok yaitu input setiap terjadinya transaksi dari pemasok . selain itu ada input pengendalian kualitas berfungsi memeriksa kualitas saat material melewati proses produksi. Ada juga input pelayanan pelanggan berfungsi melakukan service kepuasan pelanggan.
Subsistem produksi
Mengutamakan untuk proses pengolahan harian proses di lakukan di pabrik dengan fasilitas yang mememadai untuk proses produksi saat ini . apabilasuatu pabrik sudah tidak memadai maka kita harus membuat pabrik baru yang sesuai.
Keputusan menempatkan lokasi pabrik
Memilih wilayah
Memilih kota
Memilih area dari kota
Pentingnya tingkat persediaan
Yaitu menggambarkan besarnya inveatasi uang yang ada serta barang yang tersedia dalam safety stock
Biaya pemeliharaan
Yaitu biaya yang timbul dari pemeliharaan atau penjaagan kulitas barang sesuai dengan tingkat kerusakan yang akan timbul.
Biaya pembelian
Untuk memngurangi biaya pemeliharaan yang besar biasanya suatu perusahaan melakukan pemesan barang dalam jumlah kecil . biaya yang timbul dari pemesan ini disebut biaya pembelian.
Kuantitas pemesanan ekonomis
Ditetapkan untuk tiap barang dalam bahan baku dan elemen data yang tercatat dalam persediaan
Kuantitas manufaktur ekonomis
Menyeimbangkan biaya penyimpanan persediaan dengan biaya ketidak-efisienan produksi
Subsistem kualitas
Peranan pemeriksaa pengendalian mutu
Melalui orang-orang yang melakukan pemeriksaan kualitas disebut pemeriksaan pengendalian kualitas. Mereka memasukan hasil pemeriksaan mereka kedalam database. Dengan menggunakan terminal pengumpulan data atau terminal keyboard dalam ruang kerja mereka
Praktek – praktek yang berkontribusi pada kualitas produk
Penelitian pada perusahaan perusahaan yang telah berhasil mencapai kualitas produk mengungkapkan praktek - praktek  berikut:
Manajemen puncak secara aktik tertarik pada masalah kualitas
Target tahunan untuk tingkat kualitas ditetapkan
Mesin produksi dipelihara dengan baik, area kerja dijaga kebersihan dan kerapihannya, dan para pekerja terlatih baik
Pentingnya kualitas bahan baku ditetapkan, dan pemeriksa pengendalian mutu
berperan dalam pemilihan pemasok
Subsistem biaya
Laporan biaya
Menggambarkan biaya produksi yang harus dipenuhi seperti biaya perawatan mesin
Unsur-unsur dasar pengendalian  biaya
Program pengendalian biaya yang efektif dibangun berdasarkan dua unsur kunci
Standar kinerja yang baik
Sistem untuk melaporkan rinciaan kegiatan saat terjadinya
Pandangan sistem atas manufaktur – computer integrated manufacturing
CIM (computer integrated manufacturing ) dalah filosofi manajemen yang menyatakan bahwa semua teknologi  produksi dan informasi harus berkerja sama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar