Belajar
sabar dan ikhlas dari seseorang
Saya memiliki seorang sahabat
yang mungkin bisa dikatakan menjadi mentor dalam hidup saya karena berkat dia
saya mulai mengenal apa yang disebut dengan sabar dan ikhlas. Pada awalnya saya
merupaka pribadi yang sangat kasar, egois dan selalu berfikir buruk kepada
orang lain serta tidak perduli terhadap apa
yang telah terjadi. Dulu saya tidak pernah menganggap dia sebagai seorang teman
apalagi seorang sahabat yang bisa menjadi mentor saya. Saya dulu selalu menggap
dia sebagai seorang musuh, orang yang
idealis dan ingin selalu terlihat baik di hadapan yang lainnya.
Semua perilaku dia selalu
salah dipikiran saya. Padahal menurut orang disekitar saya dia tidak seperti
apa yang saya pikirkan. Dia merupakan
salah satu sosok yang paling sabar dan ikhlas dalam mengahadapi kehidupan menurut
saya. Saya dapat mengatakan hal tersebut karena saya merasakan dia bisa
bertahan dan mengahadapi semua perilaku buruk saya terhadap dia dan dia selalu
berbuat baik terhadap saya padahal saya sering berperilaku sangat buruk
terhadap dia. Pada awalnya saya sama sekali tidak mau tau dia sosok yang
seperti apa karena perasaaan yang terlalu benci terhadap dia membuat saya tidak
ingin mengenal dia. Namun bila saya pikirkan sekarang ini sebenarnya tidak ada
alasan saya harus membenci dia. Dia selalu membantu saya dalam segala hal
selama mungkin itu masih dia bantu. Hingga suatu saat saya melakukan camping
bersama dia dan teman-teman. Dia membantu saya membawa barang-barang,
mendirikan tenda, memberi makanan dan perbuatan baik lainnya . tapi tetap yang
ada dipikiran saya dia hanya bersikap pura-pura baik. Lalu pada saat saya
melakukan outbond saya sempat akan jatuh kebatu dan dia membatu saya agar tidak
jatuh namun yang saya katakan pada dia bukan terimakasih karena telah
diselamatkan yang ada saya malah bilang “udah sana jangan ganggu dasar anak
mami” . teman-teman saya yang lain lansung menegur saya karena berbicara
terlalu kasar sama dia. Tapi dia sama sekali tidak marah dengan apa yang saya
ucapkan .
Pada saat itu saya tidak
mengerti kenapa teman-teman saya bilang saya sudah keterlaluan dan terlalu
kasar bicara sama dia. Hingga beberapa waktu berselang saya membaca biodata
lengkap dia di formulir pendaftaran lomba. Disana tertulis “Alm” pada nama
ibunya. Pada saat itu juga saya langsung bertanya pada dia maksud dari tulisan
itu dan dia menjawab kalau ibunya sudah meninggal pada saat melahirkan dia dan
dia sama sekali tidak pernah melihat sosok ibu. Seketika saya langsung syok dan
menyesal dengan sikap saya selama ini terhadap dia. Saya langsung meminta maaf
ke dia dan menanyakan kenapa dia ngga pernah marah terhadap saya , dan dia
menjawab dengan senyum karena itu kamu,
dan saya ingin kamu tidak terbebani dengan semua kejadian yang ada. Dan saya
yakin kamu pasti akan berubah menjadi lebih baik, Mungkin kalau saya berada di
posisi dia saya tidak akan bisa bersabar dan ikhlas mendapat semua berperilaku
buruk dari orang lain. Dia mengajarkan kepada saya dengan bersabar dan ikhlas
dengan memberi bimbingan terhadap orang
tersebut pasti akan berubah. Dia bilang bersabar membuat kita semakin kuat
mengahadapi masalah karena dengan bersabar kita akan tau keputusan apa yang
akan kita ambil. Bila kita mengambil keputusan secara gegabah maka hasilnya
tidak akan baik. Dan ikhlas dapat terhindar dari berharap sesuatu secara berlebihan
yang nantinya sering membuat kita sakit apabila tidak mendapatkannya.
Percayalah selalu ada yang terbaik buat kita walaupun mungkin itu bukan apa
yang kita inginkan .
Setelah kejadian itu saya
mulai mau mengenal sosok dia yang seperti apa dan mulai belajar tentang ikhlas
dan kesabaran . dan setelah saya memperlajari hal tersebut membuat emosi saya
lebih baik dan tidak berkata kasar lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar